Sabtu, 22 Agustus 2015


SEJARAH SINGKAT PEMBENTUKAN PASKIBRAKA

Seorang ajudan Presiden Republik Indonesia pertama, Mayor (L) Hussein Mutahar (29 tahun), pada tahun 1946, di Istana Gedung Agung Yogyakarta mendapat tugas dari Presiden untuk mempersiapkan Upacara Bendera Hari Ulang Tahun Pertama Kemerdekaan Republik Indonesia. Pada saat itu Bapak Hs.Mutahar, mempunyai pemikiran bahwa untuk menumbuhkan rasa persatuan bangsa, sebaiknya pengibaran Bendera Pusaka Merah Putih (bendera pertama yang dikibarkan di Pegangsaan Timur 56 sebelum Presiden Soekarno membacakan teks Proklamasi) dilakukan oleh para pemuda Indonesia yang datang dari seluruh propinsi.
Karena saat itu pusat pemerintahan Republik Indonesia terpaksa harus pindah dari Jakarta ke Yogyakarta, akibat dari aksi teror Belanda, maka tidak mungkin keinginan mendatangkan para pemuda daerah itu berwujud. Sebagai gantinya Pak Mutahar memilih 5 (lima) pemuda pelajar putra perwakilan daerah yang ada di Yogyakarta, terdiri dari 3 orang putri dan 2 orang putra (jumlah 5 = simbol Pancasila).
Regu Pengibar Bendera Pusaka (RUKIBRAKA) dibentuk kembali pada Peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1947 dan 1948, yang bertugas di istana Gedung Agung Yogyakarta, dengan komposisi anggota perwakilan daerah yang berbeda.
Dua puluh tahun kemudian, tahun 1966, Pak Hs. Mutahar diangkat menjadi Direktur Jenderal Urusan Pemuda dan Pramuka (Dirjen UDAKA) Dep. P dan K, dan setahun sesudah itu mendapat tugas dari Presiden Soeharto untuk mempersiapkan upacara bendera pada HUT Kemerdekaan Republik Indonesia XXI di Istana Merdeka.
Kesempatan untuk mewujudkan gagasan 20 tahun yang lalu, yaitu mendatangkan pemudi/pemuda utusan propinsi terbuka lebar. Tetapi waktu untuk pemanggilan itu sangat mendesak, perlu diuji coba dulu tata cara pendidikan/latihan dan penuaian tugas utamanya. Karena itu Pak. Hs. Mutahar minta bantuan Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jakarta untuk menggunakan para pramuka penegak menjadi anggota Pasukan Pengerek Bendera Pusaka (PASKERAKA). Pola Pelatihannya menggunakan Latihan Pemuda "Pandu lbu Indonesia berPancasila".
Baru setelah uji coba ini dianggap berhasil, tahun 1968 mulai memanggil pemuda pelajar SMTA dari seluruh Indonesia, setiap Propinsi/Da Ist/DKI mengirim dua utusan seorang putra dan seorang putri. Hanya 23 dari 25 propinsi yang dapat mengirimkan utusannya. Pasukan yang dibentuk tahun 1968 ini dianggap sebagai Pasukan Pertama, yang terakhir mengibarkan Bendera Pusaka. Bendera Pusaka yang berusia 23 tahun (dibuat bukan dari kain yang bagus dan baru, dan dijahit oleh Ibu Fatmawati Soekarno serta pernah diselamatkan oleh Bapak Hs. Mutahar dari kemungkinan perampasan atas tentara Belanda) sudah dianggap tua untuk dikibarkan, warnanya pun sudah bukan putih dan merah lagi. Yang dikibarkan oleh PASKIBRAKA 1969 adalah duplikat Pusaka, dan Bendera Pusaka bertugas "mengiring" bendera yang akan dikibarkan dari tempat Inspektur Upacara (Presiden Republik Indonesia) ke tiang bendera 17 ini dan pula saat penurunan bendera sore hari. Mulai tahun 1974 pola latihannya sudah menggunakan Latihan "Perintis Pemuda".

Sejarah Pramuka SMKN 1 Kawali

SEJARAH AMBALAN SMKN 1 KAWALI

Dalam menyongsong era globalisasi, sebuah kota kecil disebut juga Kec.Kawali, ikut berbenah diri dibuktikan dengan bangunnya LP baru, bernama SMKN 1 Kawali atas prakasa Bpk.Drs.H.Asep Sudirman M.pd bersama komite LP kejuruan. SMKN 1 Kawali secara resmi dibuka pada tahun 2003/2004 atau 7 Juli 2003 dengan jumlah murid 28 orang,karena belum terbentuknya organisasi kepramukaan di SMKN 1 Kawali dan organisasi OSIS, maka disatukan dengan organisasi SMA,termasuk kegiatan pramuka dari mulai matacakap, latihan rutin,semua dilaksanakan di SMA NEGERI 1 Kawali bahkan pangkalan gudep bergabung dengan SMA yang mempunyai ambalan “Adipatisingacala dan Citraresmi” dengan no gudep 07-081-07-082, salah satu siswa yang aktif dalam ekstra kulikuler pramuka bahkan masuk anggota bantara 1 SMKN 1 kawali yakni Anton Sujarwo.
Memasuki tahun ajaran baru, tepatnya tahun 2004/2005 SMK bertambah yaitu 40 orang, akan tetapi dalam masalah keorganisasian dan eskul masih bergabung dengan SMA. Dikarenakan terbatasnya siswa,staf pengajar,sarana dan prasarana serta senior terdahulu dari mulai matacakap, latihian rutin dan lainnya masih dikordinir oleh siswa-siswa SMA, dengan tambahan siswa SMK maka bertambah pula siswa yang aktif dalam  kegiatan pramuka,seperti :
·         Cecep Kurniawan
·         Dani Dwi Putra
·         Risalan Mutaqin
·         Wili Irawan
Bahkan menjadi anggota bantara, dengan bertambahnya keanggotaan bantara, SMK mulai mandiri, kemandirian itu terbukti dengan dilaksanakannya matacakap 1 dan kanira 1, walaupun masih banyak meminta bantuan siswa bantara dari SMA dalam kepanitiaan matacakap. Selain itu juga masih meminta bantuan pengajar dari SMA, dari matacakap 1 dan kanira 1 terbentuk BPH Bantara di SMKN 1 Kawali yang 1, walaupun sebagian BPH tersebut bukan dari anggota bantara, diantaranya :
     1.      Pradana           :  Cecep Kurniawan
     2.      Judat               :  Dadang
     3.      Krani               :  Rijalu
     4.      Hartaka           :  Kunkun
Para BPH ini otomastis menjadi BPH bantara SMKN 1 Kawali yang menjadi perintis berdirinya organisasi pramuka di SMKN 1 Kawali dan merekalah pencetus nama ambalan “PURBASORA dan CITRAKIRANA”.
  v  PERANGKAT AMBALAN
1.      Nama Ambalan
Nama ambalan merupakan identitas pokok suatu ambalan. Nama ambalan bisa menggunakan nama pahlawan ataupun tokoh yang mempunyai sejarah tertentu dilingkungan dan warga setempat dimana ambalan tersebut berada. Nama ambalan SMKN 1 Kawali adalah Purbasora dan Citrakirana. Nama Purbasora diambil dari nama salah satu raja yang pernah memerintah kerajaan galuh pada masa Purbasora merupakan raja yang Arif san Bijaksana. Sedangkan Citrakirana adalah permaisuri dari Raja Purbasora.

2.      Dewan Ambalan
Dewan Ambalan merupakan suatu wadah pembinaan kepemimpinan yang terdiri dari para penegak yang sudah dilantik yang mempunyai tugas mengelola dan menggerakan kegiatan diambalan yang bersangkutan dengan bimbingannya.

3.      Adat Istiadat Ambalan
Kegiatan positif yang biasa dijalankan terus menerus guna peningkatan perilaku kehidupan bangsa warga ambalan sehingga apabila seseorang tidak dapat melaksanakannya seakan-akan telah melanggara peraturan yang benar.
4.      Amsal Ambalan
Merupakan simbol dan arah pendidikakn,pembinaan dan kegiatan sehari-hari dari warga ambalan yang dituangkan dari kata-kata yang mengandung arti.

Ø  Amsal Putra

“Kacai jadi saleuwi, kadarat jadi salogak” artinya : menjaga kekompakan dan 
senantiasa satu rasa,satu jiwa.

Ø  Amsal Putri
“Gemah Ripah Répéh Rapih” artinya : tidak pernah ada permusuhan.

5.      Pusaka Ambalan

Suatu perkakas yang mengandung makna tersendiri bagi suatu ambalan dan merupakan warisan turun-temurun kepada warga ambalan yang bersangkutan dimana warga ambalan merasa berkewajiban untuk mejaga dan memeliharanya.
Pusaka ambalan purbasora berupa kujang, karena kujang merupakan senjata khas jawa barat. Pusaka ambalan citrakirana berupa tombak, karena tombak merupakan senjata simbol perjuangan nenek moyang juga sebagai senjata kerajaan dimasa lampau.
6.      Sandi Ambalan

Berbentuk prosa atau puisi yang menghimpun aspirasi para pramuka penegak yang berada diambalan yang memiliki makna cita-cita perilaku serta arah tujuan pendidikan dan kegiatan warga nergara.

SANDI AMBALAN

Nafas Menderu Pertanda Jiwa dan Raga Bersatu
Demi Meraih Cita Suci
Mengharap Ridho Sang Penguasa
Bersahaja diantara Permata Terang
Menjadi Sinar dalam Gelap Gulita
Jauh Tertambat saat Janji Suci Terucap
Praja Muda Karana Terikat Janji Suci
Detak Jantung diantara Detik Waktu
Semangat Praja Muda Karana Membara
Menggapai Asa Meraih Cita
Menggugah Jiwa Bersatu pada Ikatan Utuh
Satu Jiwa Satu Cita Satu Jiwa Satu Suara
Damai dibalut Kekuatan Kasih
Janji Suci Praja Muda Karana
Tertanam dalam Palung Hati
Terpatri di Dada setiap Jiwa
Pandanglah Praja Muda Karana
Masa Jaya dipelupuk Mata
Bintang Terang Pelita Jiwa
Petunjuk Jalan Gelap Gulita
Pembawa Kebajikan Penghapus Nista
Kehormatan itu Suci
Jaga Diri Demi Harga diri
Tak Pantang Aral Melintang
Penghalang Asa dihadapi Jiwa Kesatria
7.      Panji Ambalan
Berbentuk suatu bendera yang menghimpun seluruh perangkat ambalan sehingga apabila dikibarkan terbayanglah seluruh aspek kehidupan ambalan.
8.      Mars Ambalan
Merupakan sebuah nyanyian yang dapat membawa semangat untuk menjaga kehormatan ambalan juga sebagai nyanyian yang mengandung cita-cita tersebut bagi warga ambalan tersbeut.
9.      Nafas dan Corak Ambalan
Merupakan sesuatu yang menggambarkan kehidupan ambalan sasaran pokok dan seluruh kegiatan ambalan,misalnya untuk ambaln yang berdomisili disekolah teknologi, maka kegiatan anggotanya adalah meningkatkan keterampila pada bidang yang mengarah pada jiwa mandiri dan wirausaha.


  
 


 
 
 
 

 
v                                     Arti Kiasa Logo Ambalan

1)             Bintang : Mengkiaskan bahwa seorang pramuka mempunyai cita-cita yang luhur.
2)             Padi : Mengkiaskan makanan pokok masyarakat
3)             Kapas : bahan dasra sandang yang kita pakai
4)             Silhote : Lambang gerakan pramuka
5)             Tombak : Pusaka ambalan putri
6)             Kujang : Pusaka ambalan putra
7)             Buku : Gudang ilmu
8)             3 Lingkaean : Pemersatu
9)             Coklat muda : Warna kepramukaan
10)         Putih : Kesucian hati
11)         Merah : Keberanian
12)         Biru : Masa depan cerah
13)         Bentuk latar : Dada burung garuda yang penuh kelapangan dada